Salam Lestari, kawan-kawaan!!!
Jurnal Perjalanan kali ini, akan mengulas agenda perjalanan tempo hari lalu. Tepatnya pada tanggal 26 Februari 2011. Kami dengan tim dua belas Wombopala, terdiri dari 6 lelaki kekar dan 6 wanita tegar, mencoba mengulik habis sisi keindahan “ Air Terjun Madakaripura”, yang terletak di Kota Probolinggo, Desa Sukapura, Jawa Timur yang konon katanya diguna-guna *lho. Konon katanya, disanalah Patih Gajahmada melakukan ritus moksa atau yang biasa kita sebut bertapa. Air Terjun Madakaripura ini juga merupakan serangkaian kawasan wisata Bromo. Jadi, kami sarankan bagi kalian yang setelah menghirup udara bebas dari Gunung Bromo, mampirlah ke sini untuk membasuh diri. Seperti ritus yang sering dilakukan oleh Patih Gajahmada. Bisa juga membuat Sumpah Palapa-Palapa yang lainnya.
Setelah melalui mekanisme yang sedikit panjang, kami memutuskan untuk berkumpul di “Masjid Al-Falah Jl. Bandung” pada pukul 07.00, yang memang untuk sementara ini kami jadikan sebagai “ meeting point” apabila ada hal-hal yang perlu dikoordinasikan. Hari masih pagi benar, jalanan masih basah oleh hujan, jiwa ragapun jadi segar rasanya. Tak sabar rasanya ingin segera menenggak habis keindahan Air Terjun Madakaripura yang sebelumnya hanya kami ketahui lewat cerita-cerita orang lain yang sudah pernah sampai di sana.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00. Setelah dirasa sudah siap, berangkatlah kami dengan penuh suka cita. Perjalanan kami tempuh kira-kira selama 2 jam setengah dari Kota Malang. Setelah menempuh jalanan yang sumpek dan berdebu oleh karena jalanan yang penuh sesak dengan truk-truk besar di daerah Pauruan dan Probolinggo. Akhirnya lega juga ketika sudah sampai di areal perkebunan masyrakat setempat. Udara begitu sejuk, kiri kanan menyajikan hamparan sawah-sawah berkabut dan barisan bukit yang diam dalam damai.
Dari sini perjalanan masih berlangsung selama 20 menit, hingga akhirnya kami menjumpai gerbang masuk Air Terjun Madakaripura yang sudah tidak terawat, tanpa penjaga. Sepertinya, kawasan wisata ini sudah lama diabaikan oleh pemerintah setempat. Sejenak setelah sampai di lanskap wilayah ini, imajinasi akan segera mengingatkan kita pada film yang mengisahkan pulau yang dikhususkan dihuni hewan-hewan reptile besar. Ya, Jurrasic Park!!. Tidak pernah terbayang, andai saja imajinasi itu tiba-tiba tersaji nyata disini. Barisan bukit hanya diam berselimut kabut dan udara dingin pun mengiringi perjalanan kami tiba.
Disambut Patung Patih Gajahmada |
Hingga akhirnya, sampailah kami di areal parkir Air Terjun Madakaripura. Kami langsung disambut beberapa orang yang belakangan saya ketahui asli warga sini. Disini juga dibangun patung Sang Maha Patih Gajahmada yang melegenda itu. Tak makan waktu cukup lama kami diantar oleh 2 porter sekaligus. Sekali lagi, mengingatkan kita pada Taman-Taman Jurrasic Park. Kami berjalan menyusur sungai besar, diantara dua lembah yang berselimut kabut semakin menambah nilai eksotisme perjalanan ini. Jikalau dilihat dari atas sana, mungkin kita sedang berjalan di dasar jurang, di antara patahan-patahan bumi.
Menyusuri Lembah-Lembah Madakaripura |
Tantangan di balik Eksotisme Madakaripura |
Anak Air Terjun Madakaripura |
Setelah sampai di pos terakhir ( berupa kamar mandi yang sudah total rusak, dan bangku panjang), kami disarankan untuk berganti baju dan meninggalkan tas di sini saja, karena kita akan berbasah-basah ria. Benar saja, sebelum menuju Air Terjun utama, kita sudah di guyur beberapa air terjun kecil. Ini mungkin, yang orang sering bilang Hujan Abadi.
Setelah sekian waktu menyusuri sungai demi sungai, akhirnya kami tiba di di lanskap Air Terjun Utama. Indah sekali, kawan-kawan!!. Air Terjun yang jatuh sedemikian derasnya membentuk sebuah kubangan yang cukup luas di bawahnya. Dan, itu bisa dimanfaatkan untuk bermain-main, berenang, menyatu pada alam sepuas-puasnya. Sayang sekali, kami datang pada waktu setelah hujan. Air jadi terlihat coklat. Andai tidak hujan, mungkin kalian akan terpana memandangnya. “ Haru Biru berpadu dengan hijau, terkesan mistis sekaligus eksotis!!”, kata kawan-kawan.
2 setengah jam sudah, kami mereguk nikmat harmoni Air Terjun Madakaripura. Hari sudah mulai sore, kami pun memutuskan untuk menyudahi euphoria ini. Segera kami berkemas-kemas untuk kembali ke Kota, dan bersiap-siap larut dalam seabrek kesibukan kegiatan kami. Sayang sekali kami tidak tidak bisa mengabadikan dokumentasi dengan sempurna, karena cuaca lagi tidak mendukung.
saya menyebut ini sebagai snack reading
BalasHapushahaha