Minggu, 27 Februari 2011

Dua Kuta yang berbeda

kuta tak selalu identik dengan pulau dewata, pulau yang menyajikan sebuah fenomena di Negeri ini, mulai dari kehidupan, sosial budayanya yang begitu khas, sampai potret sebuah alam yang begitu indah.
hal itu membuat ke-otentik-kan pulau dewata mulai mengikis dengan cepatnya, begitu banyak budaya luar yang langsung diserap mentah-mentah oleh masyarakat sekitar, sehingga keaslian panorama alam pulau dewata yang dipadukan oleh budaya Bali yang unik mulai menghilang (bc: dilupakan). terutama daerah yang dinamakan Kuta, bila melihat Kuta di tahun 1997-2000, kita masih bisa menyaksikan betapa jernihnya air laut yang ada di daerah Kuta, tidak hanya airnya kawan, budaya yang masih ada juga masih budaya khas Bali yang mengutamakan keramah tamahan masyarakat madani. berbeda dengan Kuta tahun 2000-sekarang, air yang jernih bisa didapat bila kita berenang agak menjorok ketengah lautan..

 
jangan ditanya soal budaya, sangat jauh dari budaya original pulau yang menyumbangkan devisa terbesar bagi Indonesia di sektor pariwisata ini. ketika para pemikir dunia mencanangkan era globalisasi yang penuh kontroversi, bali seakan-akan langsung menelan budaya baru tersebut, tanpa harus memikirkan dampak dari budaya asli yang dimiliki oleh Bali itu sendiri, jadi terciptalah klab malang yang begitu banyak, seks bebas, tergantinya air putih dengan bir, dan lain sebagainya. tak dipungkiri, hal tersebut memang ada dampak positifnya bagi Bali, untuk tata leta daerah Kuta yang dibuat dengan arsitektur blasteran Bali Barat, sungguh elok dilihat.

tapi sebentar kawan, Indonesia juga mempunya Kuta yang lain, sangat berbeda dengan Kuta yang dimiliki oleh pulau Bali, yaitu Kuta yang berada di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Oi kawan, bukan main indahnya alam di kuta lombok, mulai dari pasir yang khas, sampai batu koral yang menjulang dari bawah laut layaknya gunnung es di film Titanic. Lmbok berhasil menjaga keaslian alam yang dimilikinya, begitu alami, tak ada campur tangan manusia untuk menambah keindahannya, sampai-sampai tempat parkirpun harus di pasir pantai. tapi tak banyak yang tahu kawan, para turist lokal maupun mancanegara sudah terlebih dahulu tersedot oleh fenomena yang dibuat oleh kuta Bali. pantai Kuta Lombok tidak jauh dari Mataram, ibu kota NTB, hanya memakan waktu 2 jam saja kita dapat menikmati alamnya, terlebih lagi akses jalan untuk menuju lokasi sangat baik, aspalnya masih baru kawan. jangan meragukan keindahan pantainya, sudah kubilang tadi, pasirnya khas, tidak seperti pasir biasanya, pasirnya seperti kerikil-kerikil lembut, agak terasa geli di kaki, garis pantainya juga panjang berbentuk teluk landai yang dihiasi batu karang yang menjulang. bukan hanya alamnya saja yang eksotis, ke-otentik-kan budayanya juga masih terjaga dengan baik, disepanjang jalan kita akan melihat suku sasak, suku tersebut membuat rumah dari pelepah pohon kelapa kering, dan bentuk rumahnya berbentuk rumah panggung, bila melihatnya secara langsunng sangat menarik, karena atapnya terlihat timbul tenggelam oleh lebatnya pepohonan.


tapi seperti yang kukatakan diawal kawan, kuta lombok seolah-olah tanggelam oleh aura yang dimiliki oleh kuta bali, itu terlihat dari fasilitas yang masih sangat minim, masyarakat juga banyak yang tidak sekolah, bahkan listrikpun masih jarang. bisa di bayangkan sendiri kawan.
dan indonesiapun mempunyai dua Kuta yang potensinya sama besar tapi dengan perlakuan yang berbeda..

2 komentar:

  1. pantai2 di lombok memang lebih perawan

    BalasHapus
  2. Betul..
    Tetntunya selain di lombok,.pantai2 di Indonesia juga banyak kok yang masih perawan seperti itu..^^

    BalasHapus